Feeds RSS
Feeds RSS

Kamis, 20 Agustus 2009

Kamis, 14 Mei 2009

Budidaya Anggrek


Menanam anggrek sebenarnya gampang-gampang susah. Saya punya tanaman anggrek bulan hasil dari kultur jaringan. Alhamdulillah sekarang masih sehat wal afiat sejak di aklimatisasi ke dunia luar botol.

Caranya cukup mudah asal kita telaten dalam merawatnya. Anggrek yang baru kita keluarkan dari botol dicuci dengan air mengalir. Bersihkan akar dari sisa agar yang melekat. Karena sisa agar ini dapat menjadi media yang baik untuk pertumbuhan bakteri. Jadi sebisa mungkin tak ada sisa agar yang melekat. Kemudian anggrek direndam dalam larutan fungisida dan bakterisida. Setelah ±10 menit berlalu, anggrek kita tiriskan di atas kertas koran.

Media yang digunakan pun tidak terlalu sulit didapat. Untuk bagian bawah saya beri arang lalu diatasnya sabut kelapa. Sabut kelapa yang saya gunakan pun asalnya hanya dari limbah tukang es kelapa. Yang mungkin karena ketidaktahuannya ia buang begitu saja. Kemudian anggrek yang telah ditiriskan tadi siap ditanam. Tetapi yang perlu diingat karena anggrek ini masih ‘baby’ jangan meletakkannya di bawah sinar matahari langsung. Kalau kita tidak punya paranet 70% kita dapat meletakkannya di bawah pohon yang rindang sehingga matahari tidak terlalu banyak menyinari anggrek.

Kebetulan di pojokan halaman rumah saya ada tanaman Diffenbachia yang agak besar dan berdaun rimbun. Jadi saya meletakkannya di belakang tanaman hias tersebut. Tetapi saya alasi terlebih dahulu dengan bata sehingga bagian bawah pot anggrek ada ruang untuk aerasi udara. Anggrek umumnya menyukai lingkungan yang lembab tapi tidak tergenang dan aerasi yang cukup lancar. Karena itu sebisa mungkin ketika menyiram tanaman bagian bawah pot dan lingkungan sekitarnya pun juga ikut disiram.

Untuk penyiraman cukup disemprot dengan handsprayer 1-2 kali sehari atau tergantung situasi lingkungan dan kondisi tanaman. Bila media basah atau lingkungan terlalu lembab sebaiknya jangan disiram, karena bila terlalu banyak air akar akan membusuk dan mudah terkena serangan jamur. Pemupukan pun saya hanya menggunakan air cucian beras yang saya siramkan ke medianya. Cukup sekali seminggu saja. Selain itu saya juga menggunakan pupuk dekastar tiap 3 bulan sekali.

Setelah daun anggrek telah cukup lebar dan berjumlah 3 helai, akarnya pun telah menunjukkan pertumbuhan akar baru dan melekat pada sabut, maka kita dapat melakukan repotting. Anggrek dipindahkan dengan hati-hati jangan sampai akarnya terganggu ke pot yang diameternya lebih besar. Kalau tadinya anggrek yang kita tanam dalam satu pot bisa berjumlah ±5-10 tanaman atau yang biasanya kita sebut kompot, maka kali ini repotting dilakukan hanya untuk satu tanaman per pot (single). Repotting ini dapat dilakukan setiap 1 tahun sekali.